Motif Penggugah Aksi Menulis

Menulis merupakan suatu perbuatan yang sangat sentral dalam dunia akademik, keproduktivitasan seseorang di dunia akademik diantaranya menulis. 

Menulis akan melahirkan fenomena-fenomena baru dari ide atau gagasan-gagasan penulis. Menulis erat sekali dengan siswa atau mahasiswa, mahasiswa dikatakan produktif jika ia sudah menemukan fenomena atau sudah melahirkan riset dan kemudian diopinikan ke dalam tulisan. 

Menulis merupakan tuntutan yang sangat urgent terhadap siswa atau mahasiswa. Suatu hal yang sangat baik jika pemahaman dan pembiasaan menulis diasupkan kepada peserta didik sejak kecil, dengan adanya pembiasaan menulis sejak dini paling tidak menambah daya inovasi menulis.

Inovasi menulis akan tumbuh pada siswa atau mahasiswa jika peran guru sebagai pendidik dioptimalkan kepada peserta didik tersebut dengan memberi pemahaman menulis itu penting.

Selain diberi pemahaman menulis itu penting, guru memberi pelatihan menulis secara continue, dan pelatihan menulis itu harus dijadikan pembiasaan kepada peserta didik.

Setiap kegiatan siswa atau mahasiswa tidak akan jauh dari keadaan atau lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap keterampilan menulis peserta didik. 

Jika lingkungan sangat mensupport terhadap kreativitas peserta didik di bidang menulis maka motivasi menulis akan semakin kuat dan menjadi akar kebiasaan peserta didik.

Lingkungan yang dihadapi oleh peserta didik bervariasi di antaranya; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. 

Lingkungan ini akan memberikan kontribusi, baik kontribusi yang negatif ataupun positif. Kalau

lingkungan tersebut memberikan kontribusi yang baik terhadap siswa dalam menulis maka keterampilan menulis akan berkembang dan bisa melekat dalam jiwanya dan juga sebaliknya.

Peran guru sebagai penstransfer definisi menulis dan pembiasaan menulis sudah menjadi kewajiban. Namun selain itu guru harus memberi stimulus baru agar rangsangan mahasiswa semakin kuat semakin mengalir dalam jiwa mahasiswa. 

Stimulus baru dimaksud setelah keterampilan menulis dilakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan, guru bisa menerbitkan hasil kreativitasnya mahasiswa. Adanya bentuk publikasi atau terbitnya karangan atau buku hasil kreativitas mahasiswa tersebut, mahasiswa merasa bangga karena hasil karyanya bisa diakui legalitasnya. 

Dengan adanya rasa bangga tersebut mahasiswa terus dan terus menulis. Namun mengapa, di zaman kemajuan ini dari sekian juta ribu peserta didik, hanya segelintir yang melakukan menulis?

Apakah ini lingkungan pendidikan yang tidak mampu mengubah akar kemalasan siswa atau mahasiswa untuk menulis? Jangan-jangan dari puluhan ribu guru hanya sebagian yang merajut ide atau gagasan ke dalam dunia menulis. 

ika itu jawabannya! Kita sebagai seorang guru jangan menghakimi peserta didik tidak tergugah menulis, siswa atau mahasiswa tidak produktif dalam dunia menulis!

Melihat “puluhan ribu guru hanya sebagian yang merajut ide atau gagasan ke dalam dunia menulis”. Kita sebagai seorang pendidik punya PR besar! 

Pendidik sebagai partner dan cermin peserta didik, pendidik yang akan mengubah pola pikir peserta didik produktif di dunia menulis, pendidik yang bisa melahirkan nilai-nilai ‘kuno’ menjadi reproduksi budaya atau lingkungan konsisten menulis. 

Sumber : press.stkippgri-bkl.ac.id