Kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum SMP Muhammadiyah 6 Yogyakarta tahun pelajaran 2022/2023 menggunakan Kurikulum Merdeka mengacu pada Peraturan Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Karakteristik Kurikulum Merdeka
- Pengembangan Soft Skills dan Karakter
- Fokus pada Materi Esensial
- Pembelajaran yang fleksibel
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
3 Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Mandiri
- Mandiri Belajar
- Mandiri Berubah
- Mandiri Berbagi
Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMP
Salah satu perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dengan kurikulum sebelumnya adalah struktur kurikulumnya di mana pada kurikulum baru ini, setiap jenjang pendidikan dibagi ke dalam beberapa fase.
Untuk jenjang SMP, struktur Kurikulum Merdeka Belajar dikelompokkan ke dalam fase D untuk kelas VII, VIII, dan IX dengan kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Pembelajaran intrakurikuler adalah pembelajaran tatap muka yang sudah terjadwal berdasarkan muatan pelajaran yang terstruktur dan wajib diikuti oleh seluruh siswa di dalam kelas.
- Pembelajaran kokurikuler adalah adalah pembelajaran berbasis proyek untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan alokasi waktu 25% total JP per tahun.
Pelaksanaan pembelajaran kokurikuler ini dilakukan secara fleksibel, baik dalam hal muatan maupun waktu pelaksanaannya.
Secara muatan, pembelajaran kokurikuler ini harus mengacu pada capaian Profil Pelajar Pancasila sesuai dengan fase perkembangan siswa dan tidak harus berkaitan dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan pada masing-masing mata pelajaran.
Sementara secara waktu pelaksanaannya, pembelajaran kokurikuler berbasis Proyek Profil Pelajar Pancasila ini dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran. Masing-masing proyek boleh memiliki jumlah total waktu yang berbeda-beda.
Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka Belajar SMP
Ada beberapa perubahan dalam struktur mata pelajaran Kurikulum Belajar SMP. Berikut beberapa perubahan tersebut.
- Mata pelajaran Informatika adalah mata pelajaran wajib yang harus diikuti setiap siswa SMP kelas VII, VIII, maupun IX. Guru pengampu mata pelajaran ini tidak harus berasal dari latar belakang pendidikan yang sama. Itu artinya, guru pengampu mata pelajaran Informatika bisa berasal dari berasal dari latar belakang pendidikan apapun.
- Guru yang mengampu mata pelajaran Informatika tidak perlu khawatir kesulitan saat mengajarkan materi karena pemerintah sudah menyediakan buku khusus untuk guru pemula.
- Mata pelajaran Seni dan Prakarya saling berintegrasi.
- Sekolah menyediakan minimal satu jenis seni atau prakarya, yaitu Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya.
- Siswa SMP kelas VIII dan IX harus memilih minimal satu jenis mata pelajaran Seni atau Prakarya, sedangkan siswa kelas VII dapat memilih minimal dua jenis mata pelajaran Seni atau Prakarya.
- Untuk mata pelajaran yang muatan lokal, sekolah dapat mengembangkannya sesuai dengan karakter dan potensi yang dimiliki siswa.
- Pengukuran hasil belajar siswa mengacu pada ketercapaian tujuan pembelajaran melalui asesmen formatif.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP di Kurikulum Merdeka Belajar
Alokasi waktu mata pelajaran Kurikulum Merdeka SMP dibagi menjadi dua, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler.
Berikut informasi lebih detail mengenai alokasi waktu mata pelajaran SMP kelas VII, VIII, dan IX dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas VII dan VIII
Adapun daftar mata pelajaran Kurikulum Merdeka Belajar SMP kelas VII dan VIII beserta alokasi waktunya dengan asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit adalah sebagai berikut.
Image source: Pedoman Penerapan Kurikulum Kemendikbud
Keterangan:
* Sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing siswa.
** Sekolah menyediakan minimal satu jenis seni atau prakarya yang terdiri dari Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya dan siswa harus memilih minimal satu jenis seni atau prakarya tersebut.
*** Jam Pembelajaran Muatan Lokal Maksimal dua JP per minggu atau 72 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh sekolah.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas IX
Tidak ada perbedaan mata pelajaran antara kelas VII dan VIII dengan kelas IX. Hanya saja, alokasi jam belajar di kelas IX lebih singkat dibandingkan kelas VII dan VIII.
Untuk lebih jelasnya, Bapak/Ibu guru dapat menyimak daftar mata pelajaran Kurikulum Merdeka Belajar SMP kelas VII dan VIII beserta alokasi waktunya dengan asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 40 menit berikut ini.
Image source: Pedoman Penerapan Kurikulum Kemendikbud
Keterangan:
* Sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing siswa.
** Sekolah menyediakan minimal satu jenis seni atau prakarya yang terdiri dari Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya dan siswa harus memilih minimal satu jenis seni atau prakarya tersebut.
*** Jam Pembelajaran Muatan Lokal Maksimal dua JP per minggu atau 72 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh sekolah.
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Belajar SMP
Modul ajar Kurikulum Merdeka Belajar SMP adalah salah satu perangkat ajar berbentuk dokumen yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran agar dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran. Dalam modul ajar ini terdapat tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu materi pembelajaran.
Untuk memudahkan Bapak/Ibu guru dalam menyusun modul ajar Kurikulum Merdeka Belajar SMP, pemerintah sudah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi saat membuat perangkat ajar ini. Kumpulan contoh-contoh modul ajar ini dapat diakses secara daring dan dapat dimodifikasi sesuai dengan konteks, karakteristik, dan kebutuhan siswa.
Selain menggunakan modul ajar yang disediakan oleh pemerintah, Bapak/Ibu guru juga bisa membuat dan mengembangkan modul secara mandiri. Ada beberapa komponen yang harus terdapat pada modul ajar, seperti:
- Identitas Modul
- Kompetensi Awal
- Profil Pelajar Pancasila
- Sarana dan Prasarana
- Target Peserta Didik
Perlu diketahui bahwa guru yang menggunakan modul ajar dari pemerintah maupun mengembangkan secara mandiri, tidak perlu lagi membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) secara terpisah. Sebab, dalam Kurikulum Merdeka Belajar, modul ajar dapat dianggap sebagai RPP.
Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar SMP
Setiap mata pelajaran di Kurikulum Merdeka Belajar memiliki Capaian Pembelajaran yang berbeda-beda. Capaian Pembelajaran ini juga disesuaikan dengan fase perkembangan siswa, mulai dari fase fondasi, yakni PAUD hingga fase menengah atas (SMA/SMK).
Sebagai contoh, Capaian Pembelajaran Matematika SMP yang diorganisasikan dalam lingkup lima elemen konten, yaitu bilangan, aljabar, pengukuran, geometri, serta analisis data dan peluang.
Dalam Capaian Pembelajaran Matematika siswa fase D (SMP) untuk elemen bilangan adalah siswa mampu mengoperasikan secara efisien bilangan bulat, bilangan rasional dan irasional, bilangan desimal, bilangan berpangkat bulat dan akar, bilangan dalam notasi ilmiah; melakukan pemfaktoran bilangan prima, menggunakan faktor skala, proporsi dan laju perubahan.